Pages

Home

Pages - Menu

Sabtu, 18 April 2009

bahasa Indonesia

Yaaah,,,
buat temen2 yang lagi ngerjain tugaz! moga bisa ngebantu yah!!! sukses selalu!!

  1. Pergeseran Makna Kata
    1. Generalisasi (Perluasan Makna)

Mengakibatkan makna lebih luas/umum dari makna sebelumnya. Contoh:

- Ibu = wanita yang melahirkan kita (sempit/khusus)

- Ibu = panggilan untuk wanita dewasa yang dihormati.

Contoh kalimat: Ibu Merlyna dipersilakan naik ke mimbar.

    1. Spesialisasi (Penyempitan Makna)

Mengakibatkan makna lebih sempit/khusus dari makna sebelumnya. Contoh: - Bau = semua yang bisa diterima dengan indera hidung.

- Bau = bau busuk/bau tidak sedap.

Contoh kalimat: Keringat anak itu bau sekali!

    1. Ameliorasi (Peninggian Makna)

Mangakibatkan cakupan makna tersebut lebih tinggi dibanding makna sebelumnya. Contoh: - Putra = laki-laki.

- Putra = lebih tinggi dari anak.

Contoh kalimat: Putra Pak Surya bekerja di Malaysia sejak tahun 2000.

d. Peyorasi (Penurunan Makna)

Mengakibatkan cakupan makna tersebut lebih rendah dibanding makna sebelumnya. Contoh: - Bunting = makna dahulu hamil/mengandung.

- Bini = makna dahulu istri.

Contoh kalimat: Bini si Erwin lagi bunting 6 bulan.

e. Sinestesia

Pergeseran arti kata karena pertukaran tanggapan indera yang berlainan. Contoh: Tutur kata ibu selembut salju (perasa menjadi peraba)

  1. Makna Denotasi dan Konotasi
    1. Makna Denotasi

Adalah makna kata yang berdasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa. Contoh : Makan hati = Tadi pagi Syahrul makan hati ayam goreng satu piring.

    1. Makna Konotasi

Adalah aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) atau pendengar (pembaca). Contoh: Makan hati = Mitsuka selalu makan hati ibunya.

  1. Majas
    1. Majas Perbandingan

- Metafora = gaya bahasa yang mengandung perbandingan yang sejajar atau memilih kesamaan, sebagai pengganti suatu kata atau ungkapan. Contoh: Bunga desa itu membuat lelaki tergila-gila.

- Asosiasi / Perumpamaan = gaya bahasa yang membandingkan sesuatu benda yang telah disebutkan benda lain. Contoh: kakak beradik itu bagai air dengan minyak.

- Personifikasi = gaya bahasa yang menganggap sesuatu benda dapat berbuat atau berbicara seperti manusia. Contoh: mari kita tanyakan pada rumput yang bergoyang!

- Alegori. Contoh: Fabel = si Kancil.

    1. Majas Pertentangan

- Hiperbola = gaya bahasa yang melukiskan suatu peristiwa atau keadaan secara berlebih-lebihan. Contoh: suaranya membuat gendang telingaku pecah.

- Litotes = gaya bahasa yang mempergunakan kata yang berlawanan arti dengan tujuan untuk merendahkan diri. Contoh: jikalau sempat, mampirlah ke gubukku!

- Ironi = gaya bahasa yang dipergunakan untuk menyindir secara halus lawan bicaranya. Contoh: harum sekali baumu hingga membuatku hampir pingsan!

- Paradoks = gaya bahasa yang menyebutkan dua hal yang bertentangan padahal sebenarnya tidak. Contoh: dia kaya, tetapi miskin.

- Antitesis = gaya bahasa yang memakai kata-kata berlawanan untuk menegaskan maksud. Contoh: panjang pendeknya umur hanya Allah SWT yang mengetahui.

    1. Majas Pertautan

- Metonimia = gaya bahasa yang mempergunkan kata yang berasosiasi dengan suatu benda. Contoh: saya ke Jakarta naik Garuda.

- Eufemisme = gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang disusun sedemikian rupa agar lebih halus dan lebih sopan didengar. Contoh: semoga korban tsunami di Aceh diterima di sisi tuhan Yang Maha Esa.

- Sinekdoke Totem Pro Parte = gaya bahasa yang menyebutkan seluruhnya tetapi yang dimaksudkan adalah sebagian. Contoh: Brazil berhasil memenangkan Piala Dunia 2002.

- Sinekdoke Pars Prototo = gaya bahasa yang menyebutkan sebagian tetapi yang dimaksudkan seluruhnya. Contoh: kemarin Mas Jupri membeli seekor kambing.

- Alusio. Contohnya: saat ini sudah bukan zaman Siti Nurbaya.

  1. Kalimat Majemuk
    1. Kalimat Majemuk Setara

- Kalimat majemuk setara berurutan. Biasanya dihubungkan dengan kata penghubung: dan, lalu, serta, lantas, lagi, terus. Contoh: Kakak membaca buku lalu mendengarkan musik.

- Kalimat majemuk setara memilih. Biasanya dihubungkan dengan kata penghubung atau. Contoh: Kau ingin membeli tas atau sepatu?

- Kalimat majemuk setara berlawanan. Biasanya dihubungkan dengan kata penghubung: tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya, melainkan, padahal. Contoh: keadaan sudah gelap gulita padahal masih siang.

- Kalimat majemuk setara sebab-akibat. Biasanya dihubungkan dengan kat penghubung : karena, sebab, akibat, oleh karena itu, oleh sebab itu. Contoh: Khoirul tidak masuk sekolah karena sakit.

- Kalimat majemuk setara menguatkan. Biasanya dihubungkan dengan kata penghubung: bahkan, apalagi, lagi pula. Contoh: sudah lama aku tidak bertemu dengannya bahkan suratnya pun tidak pernah kuterima.

    1. Kalimat Majemuk Bertingkat

Terdiri dari gabungan dua pola kalimat, yang satu sebagai induk kalimat dan yang satu sebagai anak kalimat. Menggunakan kata penghubung bila, ketika, apabila, andaikan, bahwa, jika, agar, maka, sambil. Contoh: saya belajar menari setelah itu les matematika.

    1. Kalimat Majemuk Campuran

Terdiri dari satu kalimat induk dan dua anak kalimat / dua induk kalimat dan satu anak kalimat (paling sedikit tiga klausa). Contoh: ibu akan memberi hadiah, jika nilaimu baik dan prestasimu terus meningkat.

  1. Iklan

Iklan atau advertensi merupakan salah satu cara yang digunakan oleh seseorang, perusahaan, atau lembaga untuk menyampaikan gagasan, produk, atau jasa. Sasarannya masyarakat luas yang jumlahnya tidak dapat ditentukan dan tinggal berpencar-pencar.

Ciri-ciri iklan : 1. Informatif

2. Bahasa singkat, padat

3. Menarik

Macam-macam iklan :

a. Penawaran = disusun dengan menggunakan kata-kata pilihan yang berkonotasi baik, memikat dan sugestif. Contoh:

b. Pengumuman = disusun untuk memberitahukan atau mengumumkan sesuatu kepada khalayak ramai.

c. Reklame = disusun dengan menggunakan media di tempat terbuka sehingga mudah dilihat khalayak ramai. Kalimat reklame biasanya memuji produk dengan semboyan dan bersifat sugestif. Macam-macam reklame:

- Poster, merupakan ragam gambar reklame yang berupa gambar bentuk barang atau obyek dengan gambar huruf. Contoh: ulurkan tangan anda untuk membantu sesama.

- Spanduk, merupakan ragam gambar reklame yang berupa gambar huruf yang dibuat di atas kain panjang. Contoh:

- Plakat,adalah ragam gambar reklame yang berupa gambar bentuk barang atau jasa dan gambar huruf yang dibuat pada kertas,paapn triplek atau plat logam yang biasanya dipasang di pohon atau dinding.

- Etiket, adalah ragam gambar reklame yang berupa nama suatu produk barang dagangan dan disertai keterangan. Etiket biasanya berukuran kecil.

- Brosur, adalah ragam gambar reklame yang menggunakan gambar huruf sebagai unsur utamanya.


- Baliho, adalah ragam gambar reklame yang berupa gambar bentuk barang atau obyek dengan gambar huruf yang berukuran besar.

d. Slogan = perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu atau untuk menjelaskan tujuan suatu golongan, organisasi, ideologi, partai politik, dll. Contoh: Tegal Kota Bahari.

e. Iklan Baris

Ciri-cirinya:

v Minim gambar

v Kata singkat

v Terdapat pada koran dalam bentuk baris atau kolom

Contoh :

“Dicari KOMPUTER CPU/MON/HD/Print dll Hub: Pusat tunai 5963792. Dijemput”

f. Himbauan = ajakan yang ditulis di sebuah media atau papan yang bersifat persuasif untuk melaksanakan hal-hal yang ditulis di papan/media tersebut. Biasanya lebih menonjolkan bentuk tulisan. Contoh: Anda bukan orang sembarangan, maka jangan membuang sampah sembarangan!(mengajak untuk membuang sampah pada tempatnya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar