Pages

Home

Pages - Menu

Rabu, 19 Mei 2010

Otak Kita :)

Pernah nggak sih ngerasa nggak berguna? Ngerasa jadi orang bodoh..ngerasa jelek..ngerasa.. (Nau’dzubilllah, yang jelek-jelek gak usah diterusin aja deh..). Yah, intinya ngerasa jadi makhluk Tuhan paling jelek.


Wah, sebaiknya lenyapkan aja deh perasaan kayak gitu. Karena, yang pertama, perasaan kayak gitu gak nguntungin buat kita.. Nah, yang kedua, karena faktanya, Tuhan telah memberikan segala yang terbaik buat diri kita. Haa? Kog gak nyadar gitu ea?


Ketika kamu membaca baris demi baris tulisan ini. Percayalah, kamu adalah makhluk Tuhan yang hebat! Bagaimana tidak ? saat kamu mulai menginterpretasikan deretan huruf ini satu persatu, kamu telah mengaktifkan ribuan neuron (sel saraf) dalam tubuhmu. Dan ini bisa terjadi karena ada suatu organ canggih yang melekat pada tubuh kita. Yup, otak ! berkat kerja organ inilah (sebenernya, setiap aktivitas tubuh kita tidak hanya melibatkan otak saja, tapi juga keselarasan dan keseimbangan organ-organ lain, tapi menurut saya, otak paling vital) kita bisa berkomunikasi dengan dunia luar. Menakjubkan sekali bukan ?

Nah, emangnya apa sih otak. Kog bisa sampai menkjubkan gitu?


Otak (khususnya pada vertebrata, kita ambil contoh manusia) merupakan suatu komponen pada sistem saraf pusat. Wilayah otak dibagi menjadi tiga bagian, yaitu otak depan (forebrain), otak tengah (midbrain), dan otak belakang (hindbrain). Pada minggu kelima perkembangan, lima wilayah otak telah terbentuk dari tiga tonjolan utama. Dua di antara wilayah ini, telensefalon dan diensefalon, berkembang dari otak depan. Dari semua wilayah otak, telensefalon mengalami banyak perubahan, yang berkembang menjadi pusat kontrol dan integrasi homeostasis utama dalam otak. Wilayah otak yang ketiga, mesensefalon, berkembang dari otak tengah yang masih tetap belum terbagi. Dua wilayah lainnya, metensefalon dan mielensefalon, berkembang dari otak belakang.


  1. Batang Otak

Mesensefalon, bagian dari metensefalon, dan meilensefalon membentuk batang otak (brainstem). Di sini, kamu akan menemukan elemen otak seperti yang terdapat juga pada bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah seperti kadal, buaya dan burung-karena itu, batang otak disebut otak reptil.

Bagian otak ini mengontrol banyak fungsi dasar termasuk di antaranya pernafasan, detak jantung dan instink-instink seperti respons “lawan atau lari” ketika bahaya mengancam. Otak reptil juga mengontrol instink-instink primitif lainnya-“perasaan teritorial”mu, seperti mengapa kamu marah, terancam, atau merasa tidak nyaman ketika seseorang terlalu dekat denganmu. Ia juga menjelaskan bahwa rasa marah sulit dikontrol karena seringkali ia merupakan respons dari perasaan terancam atau ada seseorang yang berusaha mengambil sesuatu yang kamu anggap milikmu, yang berarti serangan atas “teritorial”mu.


  1. Sistem Limbik

Bagian tengah otak yang “membungkus” batang otak ibarat kerah baju (limbik berasal dari bahasa Latin limbus, yang berarti batas atau “kerah”.) bagian otak ini sama dengan yang dimiliki oleh mamalia lain.


Komponen-komponen kunci sistem limbik adalah hipotalamus dan amigdala. Sistem limbik berfungsi untuk mengendalikan emosi. Ia juga membantu memelihara homeostasis, “lingkungan” yang stabil di dalam tubuh. Ia mengendalikan hormon, rasa haus, rasa lapar, seksualitas, pusat-pusat rasa senang, metabolisme, fungsi kekebalan dan suatu bagian penting dari memori jangka panjang.


Hipotalamus dan amigdala juga merupakan pengendali penting perilaku emosi dan perilaku mencapai tujuan. Ini berarti bahwa dorongan emosi akan bekerja lebih baik daripada argumen rasional dalam mempengaruhi perilaku manusia. Dalam batas-batas evolusioner, sistem limbik berkembang sebelum kita “menemukan” logika.


Kemudian diketahui bahwa bagian otak yang mengendalikan emosi ternyata mengendalikan kesehatan. Bagian itu juga mengendalikan emosi dan memori. Ketika sesuatu itu melibatkan emosi yang kuat, biasanya ia akan terekam dalam ingatan.


Sistem limbik mengontrol rasa senang, permainan peran, kerja sama, dan permainan lainnya merupakan elemen penting dalam proses belajar karena melibatkan emosi positif.

Para peneliti mencatat bahwa ketika emosi positif dalam keadaan terbangkitkan, ”zat-zat keceriaan” mirip-opium yang disebut endorfin terbentuk. Pada gilirannya, ini meemicu meningkatnya aliran meurotransmitter yang disebut asetilkolin. Ini penting karena neurotransmiter merupakan ”pelumas” yang memungkinkan terjadinya sambungan antarsel otak. Secara sederhana, otak dapat bekerja dengan sendirinya dan berfungsi lebih efisien. Maka, terdapat landasan ilmiah untuk menggunakan seni, drama, warna, emosi, belajar bermasyarakat, bahkan permainan, sebagai alat dan sarana pendidikan.


Tetapi bagaimana dengan emosi negatif? Peneliti Mortimer Mishkin dan Tim Appeneller, yang menulis dalam Scientific American, menyarankan bahwa sistem limbik, dan khususnya talamus, bekerja seperti sejenis ’saklar’ antara ”pancaindera” kita dan kepentingan emosi kita. Jika Anda merasa stres atau takut, informasi itu mungkin tidak sepenuhnya disampaikan ke neokorteks (bagian otak yang berpikir). Tetapi, seperti yang dikatakan oleh penulis dan peneliti Lesley Hart, ”Otak manusia bergeser turun ke wilayah-wilayah yang lebih primitif. Kita kerapkali lebih banyak kembali kepada perilaku instintif ketimbang pertimbangan rasional.”


  1. Neokorteks (Otak berpikir, serebrum)

Tebal korteks hanya sekitar seperdelapan inci dan bentuknya berupa lipatan-lipatan. Jika dibentangkan ukurannya kira-kira sama dengan luas satu halaman koran. bagian otak ini benar-benar luar biasa. Ia adalah tempat bersemayamnya kecerdaasan-bagian otak yang membuat kita jadi benar-benar manusia, dan membuat manusia jadi spesies unik.

Neokorteks berhubungan dengan melihat, mendengar, mencipta, berpikir, berpikir-faktanya, semua kecerdasan yang lebih tinggi. Dalam neokortekslah keputusan-keputusan diambil, dunia diorganisasi, pengalaman disimpan dalam memori, pembicaraan diproduksi dan dipahami, lukisan dilihat dan diapresiasi serta musik didengar dan dinikmati. Neokorteks memiliki kapasitas yang akan kamu butuhkan untuk belajar dan mengingat sesuatu yang kamu inginkan.


Neokorteks sendiri terbagi menjadi bagian-bagian khusus (lobus-lobus) untuk fungsi berbicara (lobus frontal), mendengar (lobus temporal), melihat (lobus oksipital) dan meraba (lobus parietal). Ini berarti bahwa kita menyimpan memori-memori inderawi pada tempat yang berbeda. Jika kita ingin memiliki memori yang kuat, kita harus menyimpan informasi dengan menggunakan semua indera kita.

Otak manusia juga dapat dianggap terbelah jadi dua, yang lebih populer disebut ”otak kiri” dan ”otak kanan”. Penelitian yang sangat mendasar mendasar mengungkapkan bahwa kedua belahan otak itu menjalankan fungsi yang berbeda. Kedua bagian otak itu dihubungkan oleh jaringan amat sangat kompleks dari 300 juta neuron. Jaringan ini-jaringan otak-mengirimkan secara ulang-alik informasi antar kedua belahan otak. Tetapi, secara umum diterima bahwa otak kiri khususnya diperuntukkan bagi aspek-aspek pembelajaran yang lazim disebut ”akademik”-bahasa dan matematika, pemikiran logis, runtut dan analitis. Sedangkan otak kanan terutama berhubungan dengan aktivitas-aktivitas ”kreatif” yang menggunakan rima, irama, musik, kesan visual, warna, dan gambar. Otak kanan adalah ”pikiran metaforis” kita yanga mencari analogi dan pola.. (Subhanallah....)



Nah, jelas banget kan kalo kita itu unik..? kita memiliki satu ”otak utuh” menakjubkan yang merupakan jumlahan dari bagian-bagian kapasitas mental otak ”tritunggal” dan belahan-belahan otak. Tak ada yang dapat memroses informasi sama persisi seperti yang kita lakukan. Otak kita adalah seunik dan seindivudual sidik jari kita. So...tetap Semangaaaaattttttt!!!!!!

”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” QS At-Tiin : 4.


”Allah SWT berada sedekat urat nadi kita. Ia tak ingin Anda jatuh, namun Ia ingin Anda berhasil. Maka, Allah senantiasa mendampingi Anda, dengan suara-suara hati yang merupakan sifat-sifat-Nya. Apabila Anda terjatuh, sadarlah, itu artinya masih banyak ilmu Allah yang belum Anda ketahui. Pelajari kesalahan tersebut, cari jawaban mengapa Anda jatuh. Ambil jurus kedua dan bangkitlah kembali. Allah yang Maha Agung begitu mencintai Anda dan menunggu kemenanagn Anda.” Ary Ginanjar Agustian dalam the ESQ Way 165.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar